BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bila sebuah gelombang cahaya menumbuk sebuah antarmuka (interface) halus
yang memisahkan dua material transparan (material tembus cahaya) (seperti udara
dan kaca atau air dan kaca), maka pada umum nya sebagian gelombang itu
direfleksikan dan sebagian lagi direfraksikan (ditransmisikan) kedalam material
kedua. Misalnya, bila kita memandang kedalam jendela restoran dari jalan, maka
kita melihat refleksi pemandangan dijalan, tetapi seseorang yang berada didalam
restoran itu dapat memandang keluar melalui jendela dengan pemandangan sama
karena cahaya mencapai orang itu dengan refraksi.
Refleksi (Pembiasan gelombang) adalah pembelokan
gelombang akibat gelombang masuk ke dalam medium yang lebih rapat. Refleksi pada sudut tertentu dari
sebuah permukaan yang sangat halus dinamakan refleksi spakular (untuk cermin)
dan refleksi yang dihamburkan dari sebuah permukaan kasar dinamakan refleksi
tersebar. Kedua macam refleksi dapat terjadi baik dengan material transparan
maupun dengan material tak tembus sinar yang tidak mentransmisikan cahaya.
Sebagian besar benda dilingkungan kita (termasuk pakaian, tumbuhan, orang lain,
dan buku) dapat dilihat oleh kita karena benda benda itu merefleksikan cahaya
secara menyebar dari permukaan nya. Akan tetapi perhatian kita yang utama,
adalah mengenai refleksi spekular dari sebuah permukaan yang sangat halus
seperti kaca yang digosok, plastik yang digosok, atau logam yang digosok .
Menurut
hukum refleksi, semua sinar yang menumbuk permukaan itu direfleksikan pada
sebuah sudut dari normal yang sama dengan sudut masuk. Karena permukaan itu
datar, maka normal itu berada dalam arah yang sama di semua titik pada
permukaan tersebut, dan kita mempunyai refleksi spekular. Setelah sinar sinar
itu direfleksikan, maka arahnya adalah sama seakan akan sinar sinar itu datang
dari titik P’.
1.1.Tujuan
1.
Untuk mengetahui
sudut datang dan sudut refraksi di kaca
dengan leser.
2.
Untuk mengetahui
sudut datang dan suduk refraksi di air dengan air
3.
Untuk mengetahui bunyi
Hukum Snellius tentang pembiasan
4.
Untuk mengetahui
fungsi laser
BAB
II
DASAR TEORI
Refleksi dan Refraksi. Seperti yang akan kita lihat dalam pasal berikut, tanpa
pengertian sifat sifat tersebut , alat alat seperti kamera, teleskop, kacamata,
mikroskop dan sebagainya akan sulit dijelaskan. Sebagaimana adanya apa disebut
sebagai cahaya tampak dalam pasal ini memiliki perluasannya dalam daerah lain
spektrum elektromagnetik.
Seberkas
cahaya jatuh pada permukaan air,sebagian dipantulkan oleh permukaan dan
sebagian lagi dibiaskan (dibelokkan/direfrakskan) masuk kedalam air. Berkas
datang digambarkan sebagai sebuah garis lurus, sinar datang, sejajar dengan
arah perambatan .Kita anggap berkas datang dalam adalah gelombang datar, dengan
muka gelombangnya tegak lurus kepada sinat datang. Berkas yang dipantulkan dan
dibiaskan juga digambarkan dengan sinar sinar. Sudut datang (
), sudut refleksi dan sudut refraksi diukur dari normal bidang
Batas kesinar yang bersangkutan.
Berdasarkan eksperimen diperoleh hukum hukum :
1.
Sinar yang masuk, sinar
yang direfleksikan, dan sinar yang sinar yang direfraksikan dan normal terhadap
permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama. Bidang dari ketiga sinar itu
tegak lurus terhadap bidang permukaan
batas di antara kedua material tersebut. Kita selalu menggambarkan diagram
sinar, sehingga sinar masuk, sinar yang direfleksikan, dan sinar yang
direfraksikan berada dalam diagram.
Mempresentasekan
gelombang sebagai sinar adalah dasar optika geometric. Kita menjelaskan arah
sinar masuk, sinar yang direfleksikan,
2.
Sudut reflaksi
sama
dengan sudut masuk
untuk
semua panjang gelombang dan untuk setiap pasangan material, yakni :
=
(hukum refleksi)
Hubungan ini, bersama
dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang direfleksikan dan normal,
semuanya terletak pada bidang yang sama, yang dinamakan hokum refleksi.
3.
Untuk cahaya
monokromatik dan untuk sepasang material yang diberikan, a dn b, pada
sisis-sisi yang berlawanan dari antarmukia itu, rasio dari sinus sudut
dan
dimana kedua sudut itu diukur dari normal
terhadap permukaaan, sama dengan kebalikan dari rasio kedua indeks refraksi
berkas yang dipantulkan dan dibiaskan akan juga digambarkan den :
=
, atau
sin
sin
(hukum
refraksi)
Dengan n21 adalah kostanta yang
disebut indeks refraksi(indeks bias) dari medium 2 terhadap
Medium 1 . Indeks refraksi suatu
medium lain biasanya bergantung pada panjang gelombang
tidak seperti halnya refleksi, berdasarkan kenyataan ini, refraksi dapat
digunakan untuk
menguraikan cahaya atas komponen komponen panjang gelombangnya, yang diambil
dari
OPYICS karya Newton, memperlihatkan bagaimana karya Newton, dengan menggunakan
prisma ABC, membentuk spektrum cahaya matahari yang masuk dari jendelanya
melalui
lubang kecil titik F
Hukum releksi telah dikenal
sebagain hukum Snell, atau di Perancis dikenal sebagai hukum
Descartes. Kita dapat menurunkan refleksi dan refraksi ini dari persamaan
Maxwell, yang berarti bahwa hukum ini berlaku untuk semua daerah spektrum
elektromagnetik. Memperlihatkan susunan percobaan untuk mempelajari refleksi
gelombang mikro oleh suatu
lempeng logam yang telah diketahui bahwa permukaan pelat baja yang digosok
sampai
mengkilap akan memantulkan dengan baik berkas yang datang padanya, tetapi
selembar
|kertas sedikit-banyaknya akan menghamburkannya kesegala arah (refleksi
baurdiffuse reflection). Kebanyakan benda benda ini tak bercahay disekitar kita
dapat dilihat karena
refleksi baur ini .
Pembengkokan cahaya di prisma adalah contoh sederhana modifikasi muka gelombang . Pendekatan ray adalah untuk menganalisis dua pembiasan , masing-masing mengikuti hukum Snell . Alih-alih menelusuri melalui geometri kedua refraksi , kami akan mempertimbangkan aksi prisma secara keseluruhan .
Situasi sederhana khususnya ditemukan untuk prisma dengan sudut titik kecil, tapi pendekatan gelombang berguna untuk semua prisma ; itu juga mengarah secara alami ke dalam perhitungan dari daya sebar dan daya menyelesaikan . kisi-kisi difraksi digunakan pada panjang gelombang optik Sering memiliki banyak celah ribu per sentimeter , atau garis sebagai mereka lebih biasanya disebut .
Para pemain yang paling sederhana dari difraksi untuk celah
tunggal , lebar w , diterangi oleh muka gelombang pesawat dengan amplitudo
seragam . Celah tegak lurus , sehingga kita ambil sebagai elemen dasar kita
strip lebar dy , kecil dibandingkan dengan panjang gelombang . Kontribusi
setiap strip sebuah ady amplitudo sama dengan total di P , tetapi fase
masing-masing kontribusi tergantung pada y sebagai :
q(y)
=
Seperti pada bagian sebelumnya titik P cukup jauh bahwa fase adalah fungsi linier dari y .
= 0 . Maxima ini dalam pola difraksi kisi disebut perintah itu , pertama , kedua, ketiga , sesuai dengan nilai N. Urutan pusat atau ke nol adalah satu untuk n = 0 .qKondisi ini berarti bahwa perbedaan jalur dari pesawat referensi untuk setiap celah dalam semua kasus multiple integral dari panjang gelombang . (Halliday,D. 1978)
Hukum
refleksi. Tempatkan cermin horizontal pada
ketinggian yang nyaman di bawah
pin dari perangkat penampakan. Pengamat adalah untuk duduk sehingga ia dapat melihat di
sepanjang pin dan mengamati
posisi keempat tips
dalam keselarasan. Tempat no.1 cukup tinggi dan
no.2 sedikit lebih rendah, sehingga sebagai pemandangan
pengamat melalui udara
bersama tips, garis pandang
menyerang cermin di
sekitar pertengahan refleksi permukaan.
Kemudian tempat no.3 dan 4 di sekitar ketinggian yang
sama dengan no.2 dan 1 masing-masing dan
menyesuaikan semua pin yang
diperlukan sampai ujung keempat di sepanjang garis
pandang. Dua tips akan menentukan sinar yang dipantulkan.
Setelah empat pin telah disesuaikan dengan hati-hati, lepaskan cermin dan mengukur
jarak bahwa setiap proyek pin bawah strip kayu. Ukur juga jarak antara pin.
Hukum
pembiasan. Ganti cermin
dengan tabung, diisi
dengan air untuk metode level.the
nyaman pengamatan seperti itu dalam tes sebelumnya.
Tempatkan pin no. 1 cukup tinggi dan
tidak ada. 2 sedikit lebih rendah,
sehingga sebagai pemandangan
pengamat melalui udara
bersama tips, garis pandang
menyerang permukaan air pada sekitar pertengahan tabung, kedua batang
tersebut berada di udara di atas air. Kemudian
tempat no.3 Dan no.4 di air dan
menyesuaikan semua pin yang
diperlukan sampai ujung keempat
adalah sepanjang garis pandang dengan no. 1 dan 2 di udara dan tidak ada. 3 dan
4 di dalam air. Ketika
semua empat tips telah dibawa
hati-hati untuk garis pandang, menghapus berdiri dari
air dan mengukur posisi tips masing-masing
sehubungan dengan strip kayu.
Sinar
cahaya dari sumber titik tercermin dari satu wajah dari prisma ke titik
tertentu . posisi lain kemudian ditemukan prisma sehingga Bahwa sinar dari sumber
yang sama akan tercermin dari wajah kedua prisma ke titik referensi yang sama .
jika sudut melalui prisma yang berubah dari satu posisi ke posisi yang lain
derajat , maka sudut prisma Antara dua wajah
dimaksud akan
Dalam optika geometris, tidak ditinjau adanya
interaksi atau saling pengaruh antara sinar-sinar cahaya. Sebaliknya dalam
membahas interferensi dan difraksi, justru interaksi itu yang dibicarakan, dan
pembahasan itu hanya dimungkinkan dengan meninjau cahaya sebagai gelombang elektromagnetik.
Pada hakekatnya cahaya adalah gelombang elektromagnetik tranversaldengan arah
medan magnet itu sefase dengan gelombang medan listrik yang menyertainya.
Kecuali itu penjelasn gelombang elktromagnetik tersebut megikuti hipotesis
Hyugens, yakni bahwa setiap titik di medan gelombang bertindak selaku sumber
gelombang baru. Berdasarkan dua celahsempir dan dua sumber cahaya Prinsip
Hyugens mengungkapkan selaku bagian dari medan gelombang, kedua celah itu
merupakan sumber gelombang baru.
Interferens adalah akibat bersam beberapa gelombang
cahaya, yaitu yang diperoleh dengan menjumlahkan gelombang-gelombang tersebut.
Hasil penjumlahan itu akan memberikan intensitas yang maksimum disuatu titik,
apabila dititik tersebut gelombang-gelombang itu selalu sefase. Agar pola
inteferens yang misalnya berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat
terjadi, hubungan fase antara gelombang-gelombang disembarang titik pada pola
interferens haruslah tetap sepanjang waktu, atau dengan kata lain gelombang
gelombang tersebut haruslah koheren.
Syarat koheren tidak akan terpenuhi jika
gelombang-gelombang itu berasal dari sumber-sumber cahaya yang berlainan, sebab
setiap sumber cahaya yang berlainan, sebab setiap sumber cahaya bisa takkan
memancarkan gelombang cahaya secara kontiniu, melainkan terputus-putus;
gelombang elektromagnetik cahaya akan dipancarkan sewaktu terjadinya dieksitasi
atom.
Agar diperoleh gelombang-gelombang elektromagnetik
cahaya yang koheren, gelombang-gelombang itu harus berasal dari suatu sumber
cahaya yang sama. Kemudian interferens diperoleh dari gelombang-gelombang yang
memancar dari bagian-bagian medan gelombangnya. Cara demikian dikatakan
berdasarkan “wave front division” atau pemecahan medan gelombang. Cara lain
ialah denganapa yang disebut “amplitudo division” atau pemecahan amplitude,
maksudnya interferensi diperoleh dari bagian gelombang yang diteruskan dan
bagian gelombang yang dipantulkan. Cara tersebut baru akan dijelaskan pada
bagian kemudian. Segmen-segmen gelombang
bidang yang direpresentasikan sebagai paket-paket sinar yang membentuk berkas cahaya. Untuk
sederhananya kita seringkali hanya menggambarkan satu sinar dalam setiap berkas
. Mempresentasekan gelombang sebagai sinar adalah dasar optika geometric. (Serwey,A.
1985)
Menggunakan
model sinar dari cahaya untuk menyelidiki dua
aspek yang paling penting
mengenai perambatan cahaya: refleksi dan refraksi. Bila sebuah gelombang
cahaya menumbuk sebuah antar muka (interface) halus yang memisahkan 2 material
transparan (material tembus cahaya) (seperti udara dan kaca atau air dan kaca),
maka pada umumnya sebagian gelombng itu
direfleksikan dan sebagian lagi direfraksikan (ditransmisikan) ke dalam
material keduaSegmen-segmen gelombang bidang yang direpresentasikan sebagai paket-paket
sinar yang membentuk berkas cahaya.
Untuk sederhananya kita seringkali hanya menggambarkan satu sinar dalam setiap
berkas . Mempresentasekan gelombang sebagai sinar adalah dasar optika
geometric. Kita menjelaskan arah sinar masuk, sinar yang direfleksikan, dan
sinar sinar yang direfraksikan pada
antar muka yang halus di antara dua
material optic sebagai sudut-sudut yang
dibuat oleh sinnar-sinar itu dengan normal terhadap permukaan tersebut di titik masuk. Jika antar muka itu but
dihamburkan ke berbagai arah, dan tidak ada sudut transmisi tunggal atau sudut
refleksi tunggal. Refleksi pada sudut tertentu dari sebuah permukaan yang
sangat halus dinamakan refleksi spekuler(specular reflaction) (dari kata latin,
untuk “cermin” ). Refleksi yang dihamburkan dari sebuah permukaan dasar
dinamakan reflaksi tersebar (diffuse reflection).
Perbedaan ini
diperlihatkan. Kedua macam refleksi dapat terjadi baik dengan material
transparan maupun dengan material opaque (tak tembus sinar) yang tidak
mentrasmisikan cahaya. Tellah dijelaskan
mengapa logam adalah material tak tembus sinar. Sebagian besar benda di
lingkuungan kita (termasuk pakaian, tumbuhan, orang lain, dan lain-lain) dapat
dilihat oleh mata karena benda-benda itu merefleksikan cahaya secara menyebar
dari permukaannya. Akan tetapi, perhatian kita yang utama, adalah mengenai
refleksi spekular dari sebuah permukaan yang sangat halus seperti kaca yang
digosok, plastik yang digosok, atau
logam yang digosok. Kecuali jika
dinyatakan lain, maka bila mengacu pada kata “refleksi” kita akan selalu mengartikannya sebagai
refleksi spekuler.
Indeks refraksi
(indekx of frefraction) dari sebuah material optic (juga dinamakan indeks
refraktif), yang dinyatakan dengan n, memainkan peranan penting dalam optika
geometrri. Indeks refraksi itu adalah rasio dan laju cahaya c dalam ruang hampa
terhadap laju cahaya v dalam material itu :
n =
(indeks refraksi) …………….…………………………………..……………… (2.5)
Cahaya
selalu berjalan lebih lambat di dalam
ruang hampa, Sehinnga nilai n dalam medium apapun selain ruang hampa selalu
lebih besar dari pada satu. Untuk ruang
hampa, n=1. Karena n adalah rasio dari dua laju, maka n adalah bilangan murni
tanpa satuan. (Hubungan nilai n dengan sifat listrik dan sifat magnetic suatu
material.
Kita selalu
menggambarkan diagram sinar, sehingga sinar masuk, sinar yang direfleksikan,
Kajian eksperimental mengeai arah sinar masuk, sinar yang direfleksian, dan
sinar yang direfraksikan pada antar muka yang halus di antara dua material optik
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
4.
Sinar yang masuk, sinar
yang direfleksikan, dan sinar yang sinar yang direfraksikan dan normal terhadap
permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama. Bidang dari ketiga sinar itu
tegak lurus terhadap bidang permukaan
batas di antara kedua material tersebut dan sinar yang direfraksikan berada
dalam diagram. Mempresentasekan
gelombang sebagai sinar adalah dasar optika geometric. Kita menjelaskan arah
sinar masuk, sinar yang direfleksikan,
5.
Sudut refflaksi
sama
dengan sudut masuk
untuk
semua panjang gelombang dan untuk setiap pasangan material, yakni :
=
(hukum refleksi) ......................................................................................(2.6)
6.
Untuk cahaya
monokromatik dan untuk sepasang material yang diberikan, a dn b, pada
sisis-sisi yang berlawanan dari antarmukia itu, rasio dari sinus sudut
dan
dimana kedua sudut itu diukur dari normal
terhadap permukaaan, sama dengan kebalikan dari rasio kedua indeks reefraksi :
=
, atau
sin
sin
(hukum
refraksi)…………....…..…..... (2.7)
Hubungan ini, bersama dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang
direfleksikan dan normal, semuanya terletak pada bidang yang sama, yang
dinamakan hokum refleksi.
Hasill eksperimen ini, bersama-sama
dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang direfraksikan dan normal
semuanya terletak dalam bidang yang sama, dinamakan hokum refraksi (law of
refraction) atau hokum snellius (snell’s law), untuk menghormati ilmuwwan
Belanda Wilebrord Snell (1591-1626). Ada beberapa keraguan apakah betul-betul
Snelliu yang menemukannya. Penemuan bahwa n=c/v baru muncul kemudian.
Hukum refleksi
dan hokum refraksi berlaku tanpa memandang dari sisi mana antar muka itu sinar
masuk tersebut datang. Jika sinar cahaya mendekati antar muka dalam dari kanan
dan bukan dari kiri , maka sekali lagi ada sinar yang direflaksikan dan sinar
yyang direfraksikan; kedua sinar ini, sinar masuk, dan normal, terhadap
permukaan sekali lagi terletak pada
bidang yang sama. Lagi pula, lintasan sebuah sinar yang direfraksikan
dapat diibalik(reversible). Lintasan ini mengikuti
lintasan yang sama bila pergi dari b ke a seperti bila pergi dari a ke b.
Karena sinar yang direfleksikan dan sinar masuk membuat sudut yang sama dengan
normal, maka lintasan sebuah sinar yang direfleksikan juga dapat dibalik.
Intensitas sinar yang direfleksikan dan intensitas sinar yang direfraksikan
bergantung pada sudut masuk. Kedua indeks refraksi, dan polarisasi (yakni arah,
vektor medan listrik) dari sinar masuk. Walaupun kita telah menjelaskan hokum
refleksi dan hokum refraksi sebagai hasil eksperimen, namun hukum-hukum itu juga
dapat diturunkan dari ssebuah model gelombang dengan menggunakan persamaan
Maxwell.
(Jerry D.2001)
BAB III
METODELOGI
PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan fungsi
1. Laser
Fungsi : Untuk memancarkan
radiasi elektromagnetik
2. Kristal optik (kaca)
Fungsi : sebagai medium
3. Mistar
Fungsi : Untuk mengukur sudut
pembiasan yang terjadi
3.2 Prosedur Percobaan
1. Disiapkan peralatan
2. Ditentukan optik yang
digunakan
3. Diletakkan kertas gambar
optik yang digunakan dibawah peralatan
4. Dipastikan posisi kertas
gambar dan tabung telah berhimpit
5. Diletakkan bagian-bagian
pada posisinya sesuai gambar
6. Dihidupkan laser
7. Diukur sudut pembiasannya
dengan menggunakan mistar
8. Dicatat hasil pengukuran
sudut pembiasan
3.3 Gambar Percobaan
Keterangan :
1. Laser
2. Medium kaca
3. Kertas optik
4. Cok penghubung
BAB
IV
HASIL
PERCOBAAN DAN ANALISIS
4.1
Data
Percobaan
a. Medium udara-kaca
|
Medium udara-kaca
|
|
Sudut Datang α
|
Sudut Pemantulan γ
|
|
10o
|
34o
|
|
20o
|
39o
|
|
30o
|
47o
|
|
40o
|
0o
|
b. Medium udara-air
|
Medium udara-air
|
|
Sudut Datang α
|
Sudut Pemantulan γ
|
|
10o
|
13o
|
|
15o
|
15,5o
|
|
20o
|
19,5o
|
|
25o
|
23,5o
|
|
30°
|
26,5o
|
4.2.
Analisa Data
- Buatlah Gambar percobaan dengan visio
a.
Untuk medium
udara-kaca
b.
Untuk medium
udara-air
2.
Tentukanlah
indeks bias dari data!
a.
Indeks bias
untuk medium udara-kaca
-
-
-
-
-
b. Indeks bias untuk medium udara-air
-
-
-
-
-
3.
Gambarkan hukum
snellius!
Gambar hukum snellius dimana
gambar pertama menjelaskan sinar datang mendekati garis normal dan gambar kedua
menjelaskan sinar datang menjauhi garis normal
-
Mendekati
garis normal
-
Menjauhi garis normal
4. Jelaskan secara singkat sinar mendekati garis normal
dan menjauhi garis normal!
Hukum Snellius
menyatakan bahwa jika cahaya datang dari medium yang kurang rapat menuju medium
yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya cahaya yang
datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal.
5.
Gambarkan Laser dengan
visio
6.
Pengertian Laser dan
Kepanjangan dari Laser
Laser merupakan singkatan dari bahasa Inggris : Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
atau cahaya yang dikuatkan dari stimulus emisi/pancaran radiasi. Laser
merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun
dapat
7.
Aplikasi Laser dan
Kegunaan Laser
Bidang Pelayanan.
Laser dapat digunakan untuk memeriksa secara teliti
dan menghitung total harga pembelian secara tepat dengan cara menempatkan label
kode batang barang diatas meja penghitung yang disinari dari bawah oleh sinar
laser. Untuk keperluan ini digunakan laser helium-neon yang berdaya rendah dan
tidak membahayakan mata.
Bidang Industri. Sinar laser berkekuatan beberapa juta watt
sanggup untuk memotong keping baja dengan lebih cepat dan lebih bersih daripada
alat potong konvensional. Sinar laser yang tinggi baik sekali dalam
pengeboran. Kemampuan berkas sinar laser untuk menempuh jarak yang jauh tanpa
menyebar membuatnya sangat berguna untuk para penyelidik, terutama dalam
ketepatan pengeboran jarak jauh, misalnya sebuah pengeboran terowongan panjang
yang pengeborannya dilakukan dari kedua ujungnya.
Bidang Astronomi.
Digunakan untuk mengukur jarak bumi – bulan dengan
teliti. Dengan menggunakan kelajuan cahaya (3 x 108 m/s) dan
mengukur selang waktu pulsa kirim dan pulsa terima, kita dapat menentukan bahwa
jarak bumi – bulan adalah 380.000 km, dengan ketelitian lebih dari 10 cm.
Informasi ini sangat berguna, misalkan dalam membuat prakiraan gempa bumi yang
lebih dapat diandalkan dan juga untuk mempelajari lebih banyak tentang gerakan
sistem bumi – bulan. Teknik ini memerlukan pulsa laser berdaya tinggi sehingga
suatu pancaran foton yang dikirim harus mampu kembali ke teleskop pengumpul di
bumi dan terdeteksi (dikenal). Variasi (ragam) dari metoda ini juga digunakan
untuk mengukur jarak titik-titik yang tidak dapat dicapai dari bumi.
Bidang Fotografi.
Penggunaan laser yang sangat menarik adalah dalam
menghasilkan bayangan tiga dimensi dari suatu benda, dalam proses yang disebut holografi.
Menunjukkan fotografi sebuah hologram yang dibuat menggunakan sebuah film
silindris.
Bidang Elektronika.
Laser solid-state berukuran sangat kecil digunakan
dalam sistem audio compact-disk dan video compact-disk. Penggunaan laser baru
akan berkembang dimasa depan, seperti penyaluran sinyal dengan modulasi cahaya
tampak dan penyimpan memori optik (optical
memory storage) dalam komputer.
Bidang Komunikasi.
Laser berfungsi untuk memperkuat cahaya, sehingga
dapat menyalurkan suara dan sinyal gambar. Dengan serat optik, pengiriman sinar
laser yang membawa sinyal komunikasi pun menjadi semakin mudah dari satu
stasiun relai ke stasiun relai lainnya tanpa banyak kehilangan energi
8.
Prinsip Kerja Laser
Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada
saat proses ini maka sejumlah foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya
senter emisi pada laser terjadi dengan teratur sedangkan pada lampu senter
emisi terjadi secara acak. Pada laser emisi akan menghasilkan cahaya yang
memiliki panjang gelombang tertentu. berbeda dengan lampu senter emisi akan
mengasilkan cahaya dengan banyak panjang gelombang. proses yang terjadi adalah
elektron pada keadaan ground state (pada pita valensi) mendapat energi kemudian
statusnya naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi) kemudian elektron
tersebut kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan beberapa foton
yang terlepas. Kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan
sebuah resonator resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan
adalah lensa dan cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut
akan saling memantul terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk
meninggalkan resonator tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat
pemotong misalnya adalah laser CO2 laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya
rendah dan energi fotonya tinggi.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
- Sudut
datang dan sudut refraksi di kaca dengan laser
|
Medium udara-kaca
|
|
Sudut Datang α
|
Sudut Pemantulan γ
|
|
10o
|
34o
|
|
20o
|
39o
|
|
30o
|
47o
|
|
40o
|
0o
|
- Sudut
datang dan sudut refraksi di air dengan laser
|
Medium udara-air
|
|
Sudut Datang α
|
Sudut Pemantulan γ
|
|
10o
|
13o
|
|
15o
|
15,5o
|
|
20o
|
19,5o
|
|
25o
|
23,5o
|
|
30°
|
26,5o
|
- Bunyi
Hukum Snellius
-
Hukum Snellius I
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat
cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan
garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang
datar.”
-
Hukum Snellius II
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan.
Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n).”
- Fungsi Laser
antara lain :
v Bidang Pelayanan.
Laser dapat digunakan untuk memeriksa secara teliti
dan menghitung total harga pembelian secara tepat dengan cara menempatkan label
kode batang barang diatas meja penghitung yang disinari dari bawah oleh sinar
laser.
v Bidang Industri. Sinar laser berkekuatan beberapa juta watt sanggup untuk memotong
keping baja dengan lebih cepat dan lebih bersih daripada alat potong
konvensional. Sinar laser yang tinggi baik sekali dalam pengeboran. Kemampuan berkas
sinar laser untuk menempuh jarak yang jauh tanpa menyebar membuatnya sangat
berguna untuk para penyelidik, terutama dalam ketepatan pengeboran jarak jauh,
misalnya sebuah pengeboran terowongan panjang yang pengeborannya dilakukan dari
kedua ujungnya.
v Bidang Astronomi. Digunakan untuk mengukur jarak bumi – bulan dengan
teliti. Dengan menggunakan kelajuan cahaya (3 x 108 m/s) dan
mengukur selang waktu pulsa kirim dan pulsa terima, kita dapat menentukan bahwa
jarak bumi – bulan adalah 380.000 km, dengan ketelitian lebih dari 10 cm. Bidang Fotografi.
Penggunaan laser yang sangat menarik adalah dalam
menghasilkan bayangan tiga dimensi dari suatu benda, dalam proses yang disebut holografi.
Menunjukkan fotografi sebuah hologram yang dibuat menggunakan sebuah film
silindris.
v Bidang Elektronika. Laser solid-state berukuran sangat kecil digunakan
dalam sistem audio compact-disk dan video compact-disk. Penggunaan laser baru
akan berkembang dimasa depan, seperti penyaluran sinyal dengan modulasi cahaya
tampak dan penyimpan memori optik (optical
memory storage) dalam komputer.
5.2. Saran
- Sebaiknya
praktikan selanjutnya lebih teliti dalam melihat sudut pantul yang
terbentuk
- Sebaiknya
praktikan selanjutnya mengetahui prosedur percobaan
- Sebaiknya
praktikan selanjutnya lebih teliti dalam meenentukan sudut sinar datang
pada laser
DAFTAR
PUSTAKA
Halliday,D. 1971. “FISIKA”. Edisi kedua. Jilid 2. Penerbit Erlangga:Jakarta.
Hal : 609- 611
Jerry,D.2001. “TECHNICAL COLLEGE
PHYSIC. Second
edition. South
California.
Pages : 527-530
Serway,A. 1985.
“PHYSIC”. Second edition.JamesMadison University
Halaman
: 78 - 79
Medan,1
Juli 2016
Penulis