BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sensor adalah suatu alat yang dapat merubah
suatu gejala atau besaran fisis menjadi besaran listrik. Jenis-jenis sensor
dapat dibagi menjadi sensor cahaya, sensor jarak dan sensor suara. Di dalam sensor kita harus mengetahui rangkaian antarmuka
sensor, rangkaian detektor puncak, serta rangkaian Sample and Hold.
Bagian sensor cahaya dapat berupa sebuah rangkaian
pembagi tegangan, yang terdiri dari sebuah LDR dan sebuah resistor. Dua keuntungan yang luar biasa dari perangkat
semikonduktor (1) kehandalan inheren lebih besar, karena ketidakrataan mekanik
dan harapan hidup yang panjang, dan (2) kebutuhan daya yang rendah, terutama
karena menghilangkan perlunya pemanasan katoda untuk menghasilkan aliran
elektron. Dari sekian banyak jenis transistor dan bentuk sirkuit yang mereka
gunakan, persimpangan transistor digunakan dalam rangkaian common-emitor cocok
terbaik untuk perbandingan singkat antara transistor dan tindakan tabung. Nilai
tahanan sebuah Light Dependent Resistor semakin berkurang dengan meningkatnya
intensitas cahaya. Sebagaimana halnya dengan thermistor, komponen ini paling
baik digunakan sebagai bagian dari rangkaian pembagi tegangan, yang
menghasilkan sinyal tegangan.
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus
listrik, maka di sekitar penghantar
tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus
listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.
Pada percobaan ini akan membahas mengenai driver relay
dengan sensor, dimana transistor sebagai driver relay, transistor disini di
konfigurasikan sebagai transistor cut off dan saturasi atau bisa juga disebut
sebagai saklar elektronik.
1.2
Tujuan
- Untuk mengetahui beberapa sifat sensor
- Untuk mengetahui karakteristik LDR
- Untuk mengetahui sistem kerja relay
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Relay merupakan salah satu komponen yang
didalamnya terdiri dari sebuah kumparan berinti besi yang akan menghasilkan
elektromagnet ketika kumparannya dialiri oleh arus listrik. Elektromagnet ini
kemudian menarik mekanisme kontak yang akan menghubungkan kontak Normally-Open (NO) dan membuka
kontak Normally-Closed (NC).
Sedikit menjelaskan, kataNormally disini
berarti relay dalam keadaan non-aktif atau non-energized, atau
gamblangnya kumparan relay tidak dialiri arus. Jadi kontak Normally-Open (NO)
adalah kontak yang pada saat Normal tidak
terhubung, dan kontak Normally-Closed (NC) adalah kontak yang pada saat Normal terhubung.
Berikut ini beberapa
macam tipe relay yang ada dipasaran:
1. Relay SPDT
Relay SPDT (Single-Pole
Dual-Totem) yang berarti memiliki sebuah kontak NO dan sebuah kontak NC
dengan sebuah COMMON. Pada saat kumparan tidak dialiri arus, maka kontak NC
akan terhubung dengan COM. Jika kumparan dialiri arus, maka kontak akan
bergerak dari NC ke NO, sehingga NO akan terhubung dengan COM.
2. Relay DPDT
Relay DPDT (Dual-Pole
Dual-Totem) yang memiliki 2 buah kontak NO, 2 buah kontak NC dengan 2 buah
COMMON.
Karakteristik relay
antara lain adalah tegangan kerja
koil/kumparan yang dimiliki, Ada yang 5Vdc, 12Vdc, 24Vdc, 36Vdc,
hingga 48Vdc.Tegangan kerja merupakan tegangan yang harus diberikan kepada koil
agar relay dapat bekerja. Selain itu ada karakteristik yang lain yaitukemampuan kontak relay. Bisa 3A, 5A,
10A, atau lebih. Maksudnya disini adalah arus maksimal yang mampu dialirkan
oleh kontak relay adalah sesuai dengan karakteristiknya, jadi bisa 3A, 5A, atau
10A. Memang meskipun dipaksa untuk mengalirkan arus lebih besar juga tidak akan
mengalami kerusakan seketika.
Pada tulisan ini kita
akan membahas driver relay untuk mikrokontroler dengan menggunakan transistor,
transistor Bipolar adalah salah satunya. Transistor Bipolar adalah komponen
yang bekerja berdasarkan ada-tidaknya arus pemicuan pada kaki Basisnya. Pada
aplikasi driver relay, transistor bekerja sebagai saklar yang pada saat tidak
menerima arus pemicuan, maka transistor akan berada pada posisi cut-off dan tidak menghantarkan
arus, Ic=0. Untuk relay-relay
kecil dengan tegangan kerja 5V – 12V, untuk lebih menghemat biaya, transistor
TIP31C dapat diganti dengan C828, 2N3904 atau NPN sejenis kita bisa mencarinya
pada datasheet transistor yang ada di google. Untuk relay dengan tegangan kerja
yang lebih besar, maka transistor TIP31C sudah lebih dari cukup.http://utakatikmikro.com
Pada daerah frekuensi tinggi reaktansi
kapasintasi sambungan antara basis dan kolektor serta antara basis dan emoitor
mempunyai nilai yang tak terlalu tinggi, sehingga menyimpangkan arus isyarat
dari basis.Ini mengakibatkan tegangan isyarat keluaran jadi berkurang untuk
frekuensi yang makin tinggi.
Kapasitansi sambungan
p-n antara basis dan kolektor, yang disebut Cjc, terjadi oleh karena
adanya lapisan pengosongan pada sambungan p-n itu.Oleh karena smbungan p-n ini
berada pada tegangan mundur, maka daerah pengosongannya lebar, sehingga
kapasitansinya kecil. Sebetulnya nilai kapasitansi Cjc bergantung
pada beda potensial antara basis kolektor. Sambungan p-n antara basis dan
emitor berada pada tegangan keadaan panjar maju, sehingga daerah pengosongannya
lebih sempit, dan kapasitansi sambungan, yaitu Cje, lebih besar dari
pada Cjc.
Antara basis dan emitor
pada kapasitansi lain lagi yang terjadi yaitu yang disebut kapasitansi difusi
(Cd). Kapasitansi difusi ini terjadi oleh karena basis ada dalam
keadaan tegangan maju terhadap emitor, ehingga banyak pembawa muatan bebas dari
emitor yang ada dalam basis ke perjalanan ke kolektor.
Sebagian dari pembawa
muatan ini terkumpul pada bagian basis, membentuk muatan tersimpan. Muatan simpanan ini akan menarik dua arus
dari rangkaian tegangan panjar basis, sehingga dalam basis akan terkumpul dua
macam muatan yang berlawanan. Secara efektif terbentuklah suatu kapasitansi
yang disebut kapasitansi difusi (Cd) .
Secara efektif
kapasitansi difusi ini paralel dengan kapasistansi sambungan emitor (Cje),
dan membentuk kapasistansi total Cje + Cd yang kita sebut
C1. Jadi C1 = Cje + Cd.
Perhatikan bahwa antara
basis dan kolektor tak terjadi kapasitansi difusi oleh karena sambungan p-n ini
tidak berada pada tegangan maju.
Adanya muatan simpanan
ini berpengaruh besar pada penggunaan transisor sebagai saklar, yaitu
mempengaruhi beberapa cepat tegangan keluaran dapat berubah.Ini berarti adanya
muatan simpanan ini juga membatasi operasi rangkaian logika yang menggunakan
transistor dwikutub yaitu TTL atau transistor logistik.
Untuk freuensi tinggi
rangkaian setara parameter-h tidak digunakan orang.Ini terutama disebabkan
dalam rangka parameter-h kita tidak dapat memasang kapasitansi Cjc
dan C1, oleh karena kapasistansi ini menghubungkan kolektor dan
emitor dengan bagian tengah basis.Untuk frekueni tinggi orang menggunakan
rangkaian setara hibrida-Ï€ untuk transistordwikutub. Rangakain setara ini merupakan
modifikasi rangkaian setara-T.Untuk menentukan frekuensi potongatas pada
tanggapan amplitudo penguat, kita perlu
tahu C1 dan Cjc. Kapasis -tansi Cjc biasanya ada
disebutkan padda lembaran data transistor.
Namun tidak demikian
halnya dengan kapasitansi C1. Lembaran data transistor biasanya
menyebutkan suatu frekuensi yang disebut FT, yaitu frekuensi untuk
mana β = 1. Oleh karena pengaruh C1 dan Cjc penguat β
akan berubah. Ini terutama disebabkan dalam rangka parameter-h kita tidak dapat
memasang kapasitansi Cjc dan C1.Rangakain setara ini
merupakan modifikasi rangkaian setara-T. (Sutrisno, 1987)
Relai relatif
merupakan alat elektromagnetik yang sederhana. Relai dapat terdiri dari sebuah
kimparan atau solenoida, sebuah inti feromagnetik, dan sebuah armatur yang
dapat bergerak yang merupakan tempat dipasangnya kontak yang dapat berfungsi
sebaagai penyambung dan pemutus arus.
Bagian yang berbentuk-U, dan batang
armatur yang lurus semuanya dibuat dari bahan feromagnetik lunak yang mempunyai
permeabilitas tinggi dan retntivitas kecil. Salah satu kontak relai dipasang
dengan lembaran isolasi pada armatur, dan yang lain pada badan relai dengan
bahan isolasi. Kontak-kontak tersebut secaraa listrik terpisah dari
bagian-bagian tertentu dari relai yang bekerja. Setelah pegas menarik armatur
ke atas dan menjaga agar kontak terbuka.
Apabila arus mengalir melalui
kumparan, maka intinya akan mengalami pemagnetan dan pada inti timbul garis
gayayang juga melalui armatur dan badan relai. Kesenjangan antara inti dan
armatur diisi dengan garis magnetik yang berusaha menyusut. Ini mengatasi
tegangan pegas dan menarik aramatur ke arah inti, sehingga menutup kontak
relai. Jika arus didalam kumparan magnetisme dan pegas menarik armatur ke atas,
sehingga kontak kembali membuka.
Relai berguna untuk menutup dan
membuka dari jarak jauh rangkaian-rangkaian yang bertegangan-tinggi atau
berarus-tinggi dengan menggunakan sedikit tegangan atau arus yang mengalir pada
kumparan.
Dalam sebuah kasus, jika kumparan
mempunyai 6 Ω dan 300 lilitan, maka arus adalah I=V/R, atau 6/6, atau 1 A dikalikan 300 lilitan, atau 300NI. Jadi
harus ditambahkan sebuah resistansi yang diseri dengan kumparan untuk membatasi
arus yang pada 1 A jika digunakan sumber 12-V. Resistor tersebut harus
mempunyai jatuh tegangan pada 6 V padanya jika dialiri arus 1 A. Karenanya,
R=V/I, atau 6 Ω. Tetapi yang panas yang timbul pada resistansi betul-betul merupakan
pemborosan
Kontak relai biasanya dibuat dari
perak atau tungsten. Perak dapat beroksida tetapi dapat dibersihkan dengan alat
penggosok yang halus.Jika kontak aus karena dikenai arus yang besarmaka kontak
dapat dihaluskan. (Robert
L. Shrader, 1991)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Komponen dan Peralatan
3.1.1
Komponen
1.
Relay 5 V DC
Berfungsi untuk pengontrol sistem tegangan
tinggi tapi dengan tegangan rendah.
2.
Transistor
Berfungsi sebagai switching untuk
mendrive relay.
3.
LED
Berfungsi sebagai induktor cahaya
4. LDR
Berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi
Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
3.1.2. Peralatan
1. Multimeter
Berfungsi untuk mengukur hambatan arus
listrik.
2. Phrotoboard
Berfungsi untuk merangkai rangkaian
sementara
3. Jumper
Berfungsi
untuk Sebagai penghubung antara komponen-komponen.
4. PSA
Berfungsi untuk mengubah arus AC
menjadi arus DC ( Sumber tegangan)
5. Senter
Berfungsi untuk menerangi LED
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Karakteristik Relay
1.
Dirakit rangkaian seperti pada gambar dibawah ini pada protoboard
2.
Diukur tegangan LED apabila sensor digelapi dan diterangi
3.
Dicatat hasil pengukuran
3.2.2 Karakteristik LDR
1.
Dirakit rangkaian seperti pada gambar di bawah ini pada protoboard
2.
Diukur hambatan pada LDR dan resistor
3. Dicatat hasil pengukuran
3.3
Skema Rangkaian
3.3.1
Skema Rangkaian Relay
3.3.2 Skema Rangkaian LDR
BAB 4
Hasil dan Pembahasan
4.1 Data
Percobaan
|
Vcc
|
V (diterang)
|
V (digelap)
|
|
|
10,7 volt
|
0,25 Volt
|
2,31 Volt
|
4.2
Analisa Data
1. Bagaimana
cara kerja sensor LDR pada praktikum ?
Resitansi sensor cahaya
LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah seiring dengan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap atau
jika LDR ditutupi maka lampu akan semakin terang resistansinya sekitar 10MΩ.
Jika dalam keadaan terang atau LDR diterangi maka lampu akan redup atau kurang terang
resistansinya 1KΩ atau kurang.
2. Bagaimana
sifat dari sensor LDR ?
Memiliki nilai
resistansi yang berubah-ubah berdasarkan cahaya yang mengenainya.LDR sering
disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya.
3.
Bagaimana sifat dari Relay ketika diterangi dan digelapi?
-
Saat diterangi
(saat LDR terkena cahaya) LDR akan memiliki nilai tahanan yang sangat kecil.
Semakin terang cahaya yang mengenainya semakin kecil nilai tahanan yang
dimilikinya (bahkan bisa diabaikan besarnya). Kondisi ini akan menyebakan arus
listrik akan memilih untuk mengalir melewati LDR ini dan tidak akan melewati
Resistor 1 Kilo ohm yang terhubung ke basis transistor, (ingat prinsip arus
listrik itu akan lebih suka mengalir ke tempat yang tidak punya tahanan dan
enggan untuk mengalir ke tempat yang tahanannya tinggi).Kondisi ini akan
membuat Transistor tidak dapat bekerja (seperti saklar terbuka) sehingga tidak
ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor transistor. Ini artinya tidak
ada arus yang mengalir pada relay yang terpasang pada kolektor
transistor.Karena relay tidak mendapatkan arus listrik, maka relay tidak
bekerja sehingga tidak dapat menarik saklar yang akan menghubungkan arus
listrik ac (PLN) ke lampu. Keadaan ini akan membuat lampu listrik taman, rumah
akan padam
-
Saat digelapi (saat
LDR tidak terkena cahaya) LDR akan memiliki tahanan yang sangat besar sehingga
tidak bisa di aliri arus listrik. Kondisi ini akan menyebabkan arus listrik
memilih R2 1 kilo ohm sebagai tempat mengalir.Ketika arus listrik mengalir ke
basis transistor (tentunya harus diatur agar tegangan basis ini besar dari
tegangan kerja 0.7 volt) maka transistor akan bekerja seperti sebuah saklar
tertutup. Akibatnya akan ada arus listrik mengalir dari kolektor ke emitor yang
menyebabkan relay teraliri arus listrik.Ketika relay teraliri arus listrik,
maka relay akan bekerjamenarik saklar sehingga saklar tertutup dan dapat
mengalirkan arus ac (PLN) ke lampu dan lampu akan menyala.
4.3 Gambar Percobaan
PSA
Penjepit Buaya
Relay 12 V LED Potensiometer LDR
Phropotoboard
Dioda Resistor Transistor
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Sensor mempunyai sifat-sifat yang
bermacam-macam, diantaranya yaitu:
a.
Linearitas
b.
Sensitivitas
c.
Tanggapan frekuensi
2. Karakteristik LDR terdiri dari 2 macam yaitu :
- Laju Recovery Sensor Cahaya LDR merupakan suatu ukuran
praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini
ditulis dalam K/detik.
- Respon Spektral Sensor Cahaya. Sensor cahaya tidak
memiliki sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang
jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus
listtrik yaitu tembaga, alumunium, baja , emas dan perak.
3. system kerja relay yaitu
Relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah gulungan
kawatyang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannyatergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2
jenis :Normally Open (kondisiawal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed
(kondisi awal sebelum diaktifkan close).
Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay :
ketika Coil mendapat energilistrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet
yang akan menarik armature yangberpegas, dan contact akan menutup.Selain
berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi
sebagaipengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang
digunakan pada :
Rangkaian
listrik (hardware)
Program
(software)
5.2 Saran
1.Sebaiknya praktikan
selanjutnya mengetahui komponen-komponen yang akan digunakan.
2.Sebaiknya praktikan
selanjutnya mengetahui cara merangkai sebuah rangkaian di protoboard.
3.Sebaiknya praktikan
setelah melakukan praktikum mengetahui cara kerja LDR dan relay.
DAFTAR
PUSTAKA
Shrader, L. Robert.1991. KOMUNIKASI ELEKTRONIKA. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Halaman
63-64
Sutrisno.
1987. ELEKTRONIKA TEORI DASAR DAN PENERAPANNYA. Jilid 2. Penerbit ITB : Bandung.
Halaman : 12 – 14.
Diakses
pada tanggal 18 April 2016
Pukul
20:31 WIB