BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum
jaman Gallileo, sebagian besar ahli filsafat berpendapat bahwa agar benda tetap
bergerak perlu ada pengaruh dari luar atau gaya. Dalam
mekanika, gaya adalah apa yang mengubah kecepatan suatu benda. Gaya adalah
suatu besaran vektor, yang memiliki besar dan arah. Suatu gaya eksternal adalah
gaya yang sumbernya terletak di luar sistem yang diamati. Gaya eksternal total
yang bekerja pada suatu benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan
searah dengan gaya tersebut. Percepatan tersebut berbanding lurus dengan gaya
dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut. Newton adalah satuan gaya
dalam SI. Satu Newton ( 1 N ) adalah gaya resultan yang membuat massa 1 kg
mengalami percepatan 1 m/det2.
Menurut mereka keadaan alami
benda adalah keadaan diam. Mereka yakin bahwa agar sebuah benda bergerak agar
sebuah benda bergerak, mialnya sepanjang garis lurus dengan laju konstan,
diperlukan suatu pengaruh luar yang mendororngnya terus menerus; bila penggerak
luar ini tidak ada, benda akan berhenti dengan sendirinya.
Jika gagasan ini akan diuji secara
eksperimen, pertama-tama harus dicari cara untuk membebaskan benda dari semua
pengaruh lingkungannya maupun dari semua gaya. Hal ini sulit untuk
dilaksanakan, tetapi dalam hal tertentu gaya ini dapat dibuat sangat kecil.
Jika gerak kita pelajari dengan membuat gayanya terus semakin kecil, maka kita
akan memperoleh gambaran bagaimana jadinya gerak tersebut bila gayanya
betul-betul nol.
Adapun tujuan kami melakukan praktikum
linear air track ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya dan beban
terhadap kecepatan. Sehingga diketahuilah cara kerja dari linear air track dan
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
1.2Tujuan
1. Untuk mengamati pengaruh
gesekan terhadap kecepatan
2. Untuk mengetahui pengaruh
beban terhadap kecepatan
3. Untuk mengamati prinsip
kerja linier air track
4. Untuk
mengetahui aplikasi linier air track dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
DASAR TEORI
Berabad-abad
masalah gerak dan penyebabnya menjadi topik utama dalam fisika. Baru kemudian,
dengan kemunculan Galileo dan Newton. Sebelum jaman Galileo, sebagian besar
ahli filsafat berpendapat bahwa agar benda tetap bergerak perlu ada pengaruh
luar atau "gaya." Menurut mereka "keadaan alami" benda
adalah keadaan diam. Mereka yakin bahwa agar sebuah benda bergerak, misalnya
sepanjang garis lurus dengan laju konstan, diperlukan suatu pengaruh luar yang
mendorongnya terus menerus; bila penggerak luar ini tidak ada, benda akan
berhenti dengan sendirinya.
Misalkan
benda uji, katakanlah sebuah balok, kita letakkan diatas bidang datar yang
keras. Jika balok ini diluncurkan sepanjang bidang, lambat laun geraknya
berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali. Kenyataan inilah yang digunakan
orang untuk mendukung gagasan bahwa gerak akan berhenti bila gaya luar, dalam
hal ini adalah gaya dorong awal oleh tangan, ditiadakan. Namun gagasan ini
dapat kita bantah dengan penalaran sebagai berikut: Andaikan percobaan tersebut
kita ulangi dengan menggunakan balok yang lebih halus dan bidang yang lebih
licin dan dibutuhkan juga minyak pelumas diantaranya. Nampak bahwa pengurangan
kecepatan terjadi lebih lambat daripada tadi. Bila permukaan balok dan bidang
diperhalus lagi dan pelumas yang digunakan lebih baik, maka laju (rate) pengurangan
kecepatan makin lambat dan balok meluncur semakin jauh sebelum akhirnya
terhenti. Bila ini diperluas (diekstrapolasikan) untuknkeadaan benar-benar
tanpa gesekan, maka benda akan bergerak terus sepanjag garis lurus dengan laju
konstan. Untuk mengubah kecepatan gerak benda
dibutuhkan gaya luar,
tetapi untuk mempertahankan kecepatan tidak dibutuhkan gaya luar sama sekali.
Misalnya dalam percobaan tadi, tangan memeberikan gaya pada balok untuk memulai
geraknya. Bidang kasar memberikan gaya untuk memperlambat nya. Kedua gaya ini akan
dapat menghasilkan perubahan pada kecepatan, juga dapat menimbulkan percepatan.
Hukum
gerak kedua Newton menguraikan apa yang terjadi bila F tidak nol. Mestinya
sudah jelas bahwa dalam kasus ini benda dipercepat yaitu benda tidak bergerak
dengan kecepatan tetap. Hukum kedua menjangkau lebih jauh, dan menyatakan bahwa
percepatan a dari benda sebanding dengan F. Ini berarti bahwa a mempunyai arah
yang sama dangan F dan bahwa besar a sebanding dengan besar dari F. Semua gejala
dalam mekanika klasik dapat digambarkan dengan menggunakan hanya 3 Hukum
sederhana yang dinamakan Hukum Newtontentang gerak. Sesungguhnya hukum
newton ini memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya,
percepatan suatu benda bergantung pada kerangka acuan mana ia diukur. Hukum
pertama menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain diidekatnya (artinya tidak
ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan dengan benda dalam
lingkungannya) maka dapat dicari suatu kerangka acuan sehingga suatu partikel
tidak mengalami percepatan. tampak
jelas bahwa percepatan benda berbanding lurus dengan resuktan gaya yang bekerja
padanya dan arahnya sejajar dengan arah benda pada gaya tersebut.
Hukum
Newton menghubungka percepatan sebuah benda dengan massanya dan gaya-gaya yang
bekerja padanya. Hukum Newton dapat digunakan pada persoalan yang sederhana
dimana sebuah benda dipengaruhi gaya-gaya yang besarnya konstan.
Prinsip ini
diangkat Newton sebagai yang pertama dari ketiga hukum geraknya. Newton mengungkapkan
hukum pertama nya dengan kata-kata : " Setiap benda akan tetap berada
dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk
mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya yang berpengaruh padanya"
Sesungguhnya
hukum newton ini memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya,
percepatan suatu benda bergantung pada kerangka acuan mana ia diukur. Hukum
pertama menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain diidekatnya (artinya tidak
ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan dengan benda dalam
lingkungannya) maka dapat dicari suatu kerangka acuan sehingga suatu partikel
tidak mengalami percepatan.
Kenyataan bahwa
tanpa gaya luar suatu benda akn tetap diam atu tetap bergerak lurus beraturab
sering dinyatakan dengan memberikann sifat pada suatu benda yang disebut
inersia (kelembaman), Karena itu hukum Newton pertama sering disebut hukum
inersia dan kerangka acuan di mana hukum ini berlaku disebut kerangka inersial.
Kerangka acuan ini sering dianggap diam terhadap bintang yang sangat
jauh.Tersirat juga dalam hukum pertama bahwa tidak ada perbedaan antara
pengertian tidak ada gaya sama sekali ada dengan gaya-gaya yang resultannya
nol. Sebagai contoh, misalkan buku kita dorong dengan tangan melawan gesekan
yang bekerja padanya, maka buku akan bergerak dengan kecepatan tetap. Jadi
bentuk lain pernyataan hukum pertama adalah : Jika tidak ada resultan gaya yang
bekerja pada benda, maka percepatannya a adalah nol. Jika antar benda yang satu
dengan benda lain yang berada dalam lingkungannya maka akan ada interaksi, maka
keadaan gerak "alami" benda dapat berubah. Untuk itu kita perlu untuk
terlebih dahulu lebih awal memahami konsep dari gaya.
Pengaruh
gaya terhadap benda yang berbeda yaitu : bahwa gaya yang sama akan menimbulkan
percepatan yang berbeda pada benda yang berbeda. Contohnya, sebuah baseball
akan mendapat percepatn lebih besar daripada sebuah mobil jika diberikan gaya
yang sama. Untuk memperoleh jawaban kuantitatif dari pernyataan diatas,
diperlukan cara untuk mengukur massa, yaitu sifat benda yang menetukan
keengganannya untuk berubah gerak.
Baiklah,
misalnya kita pasang pegas
pada benda standar yang diberikan massa m0, dan kita berikan
percepatan a0, kita ukur pertambahn panjang pegas delta l, yang
berhubungan dengan gaya yang dilakukan oleh
pegas pada balok. Kemudian gantikan benda standar dengan sembarang benda
lain, yang kita beri ciri massa m1 dan kita berikan gaya yang sama
pada benda tersebut dab kita ukur percepatannya a1,
Perbandingan massa kedua benda diatas didefenisiskan sebagai kebalikan
perbandingan percepatan yang dialami masing-masing benda yang ditimbulkan oleh
gaya yang sama, yaitu:
m1/m0
= a0/a1 (dengan
gaya F yang sama) .........................................................
(2.1)
Jadi perbandingan massa antar dua
benda tidak bergantung kepada gaya (sama untuk kedua benda) yang digunakan.
Selanjutnya,
eksperimen menunjukkan bahwa dengan cara ini kita dapat menetukan massa
sembarang benda secara konsisten. Sebagai contoh, misalkan kita bandingkan lagi
sebuah benda lain dengan standar, dan kita peroleh massanya kita katakanlah m2.
Sekarang kita
bandingkan kedua massa m1 dan m2 secra langsung. Bila dikerjakan gaya yang sama pada kedua
benda itu, diperoleh bahwa kecepatan a1 dan a2 perbandingan
massa diperoleh melalui:
m1/m2
= a1/a2 (gaya
yang bekerja sama)
......................................................... (2.2)
Ternyata
berharga m2 dan m1 yang ditentukan secra langsung
standar.
Dengan
eksperimen ynag serupa,dapat
diperlihatkan juga bahwa jika benda bermassa m1 diletakkan dengan
benda bermassa m2, maka secra mekanika mereka berlaku sebagi sebuah
benda tunggal bermassa (m1+m2); denga perkataan lain, massa dijumlahkan
besaran skalar. Semua eksperimen dan defenisi di atas dapat dirangkumkan dalam
sebuah persamaan, yang merupakn persamaan dasar mekanuka klasik, yaitu :
F
= ma.............................................................................................
(2.3)
Dalam persamaan
ini F adalah jumlah (vektor) semua gaya yang bekerja pada benda, m adalah massa
benda, dan a adalah (vektor) percepatannya.
persamaan 2.3 dapat diambil sebagai pernyataan hukum Newton Kedua. Jika
persamaan tersebut dituliskan dalam bentuk a = F/m, tampak jelas bahwa percepatan benda
berbanding lurus dengan resuktan gaya yang
bekerja padanya dan arahnya sejajar
dengan arah benda pada gaya tersebut. Juga tampak untuk suatu gaya tertentu,
percepatan benda berbanding terbalik dengan massa benda. Perhatikan bahwa hukum
gerak pertama tercakup dalam hukum kedua, sebagai khusus, yaitu bila F=0 maka
a= 0. Dengan perkataan lain jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda = 0, maka percepatnnya
juga sama dengan nol. Jadi, bila tidak ada gaya yang bekerja pada benda, benda
akan bergerak dengan kecepatan konstan (nol);
ini tidak lain daripada pernyataan hukum gerak yang pertama. Dengan demikian
dari ketiga hukum Newton hanya dua yang bebas (tidak bergantungan), yaitu hukum
kedua dan ketiga.
(David
Halliday (1985)
Laju gelombang
pada dawai menerapakan hukum kedua Newton,
pada segmen dawai kecil yang panjangnya dalam
posisi kesetimbangan adalah
.
Massa segmen itu adalah m =
;
gaya-gaya diujung dinyatakan dalamkomponen x dan komponen y.
Komponen-komponen
x mempunyai besar F yang sama dan jumlah gaya-gaya itu sama dengan nol karena
gerak itu transversal dan tidak ada komponen percepatan dalam arah x. Untuk
mendapatkan F2y dan F1y, Kita memperhatikan bahwa rasio F1y/F
sama besranya dengan kemiringan dawai itu dititik x dan bahwa F2y/F
sama dengan kemiringan di titik x +
.
Jika kita
meninjau dawai yang lentur sempurna. Dalam posisi kesetimbangan tegangannya
adalah F, dan kerapatan massa linear (massa persatuan panjang) adalah
, Bila potongan-potongan dawai itu digeserkan dari kesetimbangan, maka massa
persatuan panjang sedikit dan tegangannya akan bertamvbah sedikit. Kita mengabaikan berat dawai itu membentuk
garis lurus sempurna atau garis lurus perfect. Berawal pada waktu t=0, kita
memberikan gaya transversal konstan Fy diujung kiri dawai itu. Kita
dapat mengharapkan bahwa ujung itu akan bergerak dengan percepatan konstan; hal
ini akan terjadi seandainya gaya itu diberikan pada suatu massa titik. tetapi
disini efek gaya Fy itu adalah untuk menimbulkan semakin lebih
banyak massa yang bergerak. Gelombang berjalan dengan laju konstan v, sehingga
antara bagian yang bergerak dan bagian yang tidak bergerak akan bergerak dengan
laju konstan v yang sama.
Semua
partikel dalam bagian dawai yang bergerak akan bergerak ke atas dengan
kecepatan konstan vy atau stabil xy . Bukan dengan
percepatan konstan. Untuk melihat mengapa seperti itu, kita perhatikan bahwa
impuls gaya Fy sampai dengan waktu t adalah Fyt. Menurut
teorema impuls-momentum, impuls sama dengan perubahan komponen transversal
total momentum (mvy-0) dari abgian dawai yang bergerak. Karena
sistem itu berawal tanpa momentum transversal, maka perubahan ini sama dengan
momentum total pada waktu t. (Ft = mv).
Jadi, momentum
total itu harus bertambah sebanding dengan waktu. Tetapi karena tititk bagi
P bergerak dengan laju konstan, maka
panjang dawai yang bergerak dan karena itu juga massa total m yang bergerak
sebanding denagn waktu t selama gaya itu telah beraksi.
Kita
memperhatikan sekali lagi bahwa momentum itu bertambah dengan waktu bukan
karena massa itu bergerak lebih cepat, tetapi karena lebih banyak massa yang
begerak . Tetapi impuls gaya Fy masih sama dengan perubahan momentum
total dari sistem itu. Dengan menerapkan hubungan ini, kita mendapat ;
F
t =
vtvy dengan menyelesaikan ini untuk
v,kita peroleh
V =
(laju gelomang
transversal pada dawai). ...................................... (2.4)
(Sears Zemansky, 2000)
Kecepatan
gelombang, v , adalah
kecepatan di mana gelombang puncak (atau
bagian lain dari bentuk gelombang)
itu bergerak. Kecepatan gelombang dibedakan dari kecepatan sebuah partikel dari media itu sendiri. Contohnya atau misalnya,
untuk gelombang bepergian
di sepanjang
dawai. Kecepatan gelombang adalah hak sepanjang dawai sedangkan kecepatan partikel dawai tegak lurus untuk itu.
Puncak
gelombang perjalanan jarak satu panjang gelombang.
Misalnya, kira gelombang
memiliki panjang gelombang dari 5m dan frekuensi 3 Hz. Karena ada puncak
melewati suatu titik tertentu per detik. Dan puncak-puncak
yang 5m terpisah,
puncak pertama (atau
bagian lain dari gelombang) harus menempuh jarak 15
m selama 1
s. jadi kecepatan
15 m / s. Kecepatan gelombang tergantung pada sifat medium
di mana ia bergerak. Kecepatan gelombang pada
tali membentang, misalnya,
tergantung pada ketegangan dalam dawai, Ft dan massa dawai per satuan panjang, m / L. Untuk gelombang amplitudo kecil, maka hubungan
tersebut adalah
v
= √ (F_t / (m / L) (gelombang
pada dawai) ................................. (2.5)
Formula
ini masuk akal karena ketika ketegangan lebih besar,kecepatan lebih
besar karena setiap segmen
string berada dalam kontak erat dengan tetangganya.
Lebih inersia dawai memiliki dan lebih lambat gelombang akan
diharapkan untuk menyebarkan. amplitudo
adalah tinggi maksimal puncak, atau kedalaman melalui,
relatif dengan jarak antara
dua poin
identik berturut-turut pada gelombang. (Douglas
C. Giancoli)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Fungsi
1. Vacum cleaner
Fungsi : untuk mengalirkan udara ke air track.
2. Milisecond Timer
Fungsi : untuk mengmengukur waktu.
3. Statif
Fungsi : untuk penyangga sensor.
4. Pipa aluminium
Fungsi : untuk lintasan lurus
tempat melintasnya beban sehingga dapat diselidiki gaya beban yang terjadi.
5. Foto timing gate
Fungsi : untuk alat pendeteksi beban yang
melewati lintasan.
6. Karet gelang
Fungsi : untuk mengikat pipa alumunium
7. Beban
Fungsi : untuk alat yang diluncurkan pada
lintasan.
8. Penggaris
Fungsi : Untuk alat pengukur panjang.
9. Tissue dan
Serbet
Fungsi : Untuk membersihkan peralatan.
3.2 Prosedur Percobaan
1.
Disiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Dihidupkan
vacum cleaner
3. Dipasang
karet gelang pada pipa ujung aluminium
4. Dletakkan
sensor pada jarak yang telah ditentukan (jarak mula 40 cm) dari pipa
aluminium.
5. Diletakkan
beban 128 gr di atas lintasan
6. Ditarik beban dari ujung pipa aluminium dengan
menggunakan karet gelang yang
telah
terpasang sehingga karet tersebut dapat memberikan dorongan pada beban.
7. Dinyalakan milisekon timer tepat saat beban
mulai meluncur
8. Dimatikan milisekon timer pada saat beban
mencapai sensor
9. Dicatat waktu yang ditunjukkan oleh milisekon
timer
10. Diulangi percobaan ini
sebanyak tiga kali pada jarak sensor yang sama kemudian
carilah waktu rata-rata
11. Diulangi percobaan ini
untuk sensor sampai 100 cm dengan interval 10 cm
12. Diulangi percobaan di
atas untuk beban 400,46 gr
13. Dicatat hasilnya pada
kertas data
14. Dimatikan vacum cleaner
3.4
Gambar Percobaan
3.4
Gambar Percobaan
3.4
Gambar Percobaan
3.4
Gambar Percobaan
3.4
Gambar Percobaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
1.
Pengaruh
gesekan terhadap kecepatan adalah semakin besar gesekan yang dihasilkan benda
maka semakin kecil kecepatannya untuk bergerak,begitu juga sebaliknya
2.
Pengaruh
beban terhadap kecepatan adalah semakin besar beban suatu benda maka kecepatan
suatu benda akan semakin kecil,begitu juga sebaliknya
3.
Aplikasi
linear air track dalam kehidupan sehari – hari adalah pada kereta api exxpres
4.
Hubungan
antara hukum newton I,II dan III adalah yaitu dimana suatu benda mempengaruhi
percepatannya dari hukum ini juga dapat
kita ketahui bahwa gaya sebuah aksi dapat mempengaruhi percepatan benda
tersebut
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih
cekatan dalam memakai alat millisecond timer
2. Sebaiknya praktikan harus
lebih memperhatikan sambungan antara vacuum cleaner dengan pipa alumunium.
3. Sebaiknya praktikan harus
lebih teliti dalam pengambilan data